KONDISI BELAJAR ROBERT GAGNE
Keterampilan,
apresiasi, dan penalaran manusia dengan semua variasinya, dan juga harapan,
aspirasi, sikap, dan nilai-nilai manusia, umumnya diakui bahwa perkembangannya
sebagian besar bergantung pada peristiwa yang disebut dengan belajar.
Tiga
prinsip dari pembelajaran efektif yang disebutkan oleh Gagne dalam analisis
tugas latihan adalah : a) memberikan pembelajaran mengenai seperangkat
tugas-tugas komponen yang diarahkan untuk membangun tugas final; b) memastikan
bahwa setiap tugas komponen dikuasai; dan c) sekuensi tugas komponen untuk
memastikan transfer yang optimal ke tugas final.
Faktor
yang dapat memberikan perbedaan dalam pembelajaran : Pertama, analisisnya tentang kegiatan belajar manusia membawanya ke
identifikasi lima domain atau keragaman hasil belajar yang berbeda-beda yang
merepresentasikan rentang prestasi manusia. Kedua,
dia mengidentifikasi keadaan internal dan langkah pemprosesan informasi yang
diperlukan untuk belajar di dalam domain atau kategori itu, dan Ketiga, persyaratan untuk pembelajaran
yang mendukung belajar. Tarakhir,
pedoman untuk mendesain pembelajaran juga memuat riteria seleksi media.
Keunikan Hakikat Belajar Manusia
Elemen penting dalam analisis Gagne
adalah kaitan belajar dengan perkembangan, kompleksitas belajar pada manusia,
dan maslah khusus dengan pandangan-pandangan sebelumnya.
Defenisi Belajar
Menurut Gagne, tidak ada defenisi
belajar yang memadai karena belajar bukan merupakan proses tunggal. Oleh karena
itu, tugas teori belajar adalah mengidentifikasikan seperangkat prinsip yang :
(a) mengakomodasi baik itu kompleksitas maupun variasi belajar manusia, dan (b)
mengeneralisasikan ke semua situasi yang beragam dan situasi dimana belajar
tertentu. Namun Gagne juga berpendapat bahwa jika ingin mendeskripsikan tentang
belajar manusia yang memadai harus berlaku disetiap aktivitas manusia diberagam
latar dan situasi dimana belajar itu terjadi. Juga, belajar menghasilkan
disposisi yang dipertahankan yang dibuktikan oleh kinerja tertentu.
Komponen belajar
Gagne mempunyai kerangka untuk
belajar yang didalam kerangka tersebut mempunyai 3 komponen diantaranya : a.
system untuk menjelaskan diversitas kapabilitas manusia; b. proses pemerolehan
kapabilitas; dan c langkah-langkah dalam pembelajaran yang mendukung setiap
langkah dalam belajar.
Lima ragam belajar menurut Gagne :
informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan
motorik/gerak dan sikap. Kondisi belajar menurut Gagne yaitu kondisi belajar
internal dan eksternal. hasil belajar itu ada 5, yang masuk hasil belajar
kognitif menurut Gagne ada tiga macam
adalah informasi verbal, keterampilan intelektual, dan strategi kognitif.
Sedangkan motorik dan sikap adalah hasil belajar yang lain.
Sembilan tahapan belajar :
Deskripsi
|
Tahapan
|
Fungsi
|
Persiapan Belajar
|
1. Memerhatikan
2. Harapan
3. Pengambilan kembali (informasi
yang relevan dan/ atau keterampilan) untuk dibawa ke ingatan kerja
|
Memberikan peringatan bagi
pemelajar terhadap adanya stimulus
Mengorientasikan pemelajar pada
tujuan belajar
Memberi ingatan tentang
kapabillitas yang diperlukan
|
Akuisisi dan kinerja
|
4. Persepsi selektif terhadap ciri
stimulus
5. Pengkodean Semantik
6. Pengambilan kembali dan renspons
7. Penguatan
|
Memungkinkan penyimpanan stimulus
penting secara temporer didalam ingatan kerja
Transfer ciri stimulus dan
informasi terkait ke dalam ingatan jangka panjang
Mengembalikan informasi yang
tersimpan ke penggerak respons individual dan mengaktifkan respons
Mengkonfirmasian harapan pemelajar
tentang tujuan belajar
|
Transfer Belajar
|
8. Pengambilan petunjuk
9. Kemampuan generalisasi
|
Memberikan petunuk tambahan untuk
pengingatan kapabilitas di waktu mendatang
Memperkaya transfer belajar ke
situasi baru
|
Hakikat
belajar yang kompleks menurut Gagne ada dua yaitu Prosedur dan Hierarki
Belajar.
Prinsip Pembelajaran
Asumsi
Gagne tentang pembelajaran di kelas mencakup sifat dari pembelajaran dan proses
yang disebut sebagai desain pembelajaran.
Inti
dari kegiatan pembelajaran adalah menyajikan cirri-ci stimulis,memberikan
pedoman belajar,memunculkan kinerja,dan memberikan tanggapan dan umpan balik.
Merancang Pembelajaran Untuk
Keterampilan Yang Kompleks
Menurut
gagne rancangan pembelajaran untuk keterampilan yang kompleks menyajikan
peristiwa pembelajaran untuk urutan keterampilan yang ada dalam prosedur dan
hirarki belajar.
Isu Pokok Dalam Merancangan
Pembelajaran
Identifikasi
kapabilitas yang akan dipelajari,analisis tugas atas tujuan,pemilihan peristiwa
pembelajaran yang cocok.
Kelemahan dari Teori Gagne
Dalam
teori gagne ia mengembangkan teori
kondisi belajar untuk menjelaskan berbagai macam proses psikologis yang
terlihat didalam riset tentang belajar sebelumnya dan untuk menspesifikasikan
dengan tepat urutan kegiatan pembelajaran untuk proses-proses yang
teridentifikasi.
TEORI MOTIVASI KELLER
Dari
berbagai teori motivasi yang berkembang, Keller (1983) telah menyusun
seperangkat prinsip–prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran, yang disebut sebagai modelARCS. Guru sering berasumsi bahwa
motivasi belajar siswa merupakan masalah siswa itu sendiri dan siswalah yang
bertanggungjawab untuk mengusahakan agar mempunyai motivasi yang tinggi. Namun
sebenarnya guru dapat berusaha untuk menetapkan prinsip– prinsip motivasi dalam
proses dan cara mengajar, untuk merangsang, meningkatkan dan memelihara
motivasi siswa dalam belajar. ARCS model dapat membantu guru untuk melakukan
hal tersebut.
Ada
empat kategori kondisi motivasional yang harus diperhatikan oleh guru dalam
usaha menghasilkan pembelajaran yang menarik, bermakna dan memberikan tantangan
bagi siswa. Keempat kondisi motivasional tersebut dijelaskan sebagai berikut:
perhatian, relevansi, kepercayaan diri dan kepuasan.
1.
Perhatian
(attention)
Perhatian
siswa muncul didorong rasa ingin tahu. Oleh sebab itu rasa ingin tahu ini perlu
mendapat rangsangan, sehingga siswa akan memberikan perhatian, dan perhatian
tersebut terpelihara selama pembelajaran, bahkan lebih lama lagi. Rasa ingin
tahu ini dapat dirangsang atau dipancing melalui elemen-elemen yang baru, aneh,
lain dengan yang sudah ada kontradiktif atau kompleks. Apabila elemen–elemen
seperti ini dimasukan dalam rencana pembelajaran, hal ini dapat menstimulir
rasa ingin tahu siswa. Namun perlu diperhatikan agar stimulus tersebut
digunakan tidak berlebihan, akibatnya stimulus menjadi hal yang biasa dan
efektifitasnya hilang. Strategi untuk merangsang minat dan perhatian siswa:
a. Gunakan
metode penyampaian pembelajaran yang bervariasi (ceramah, kelompok diskusi,
bermain peran, simulasi, curah pendapat, demonstrasi, studi kasus dan
lain–lain).
b. Gunakan
media (multimedia interaktif, power point, film, video dan sebagainya).
c. Bila
dirasa tepat gunakan humor dalam presentasi pembelajaran.
d. Gunakan
peristiwa nyata, anekdot dan contoh–contoh untuk memperjelas konsep.
e. Gunakan
teknik bertanya untuk melibatkan siswa.
2.
Relevansi
(relevance)
Relevansi
menunjukan adanya hubungan materi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi
siswa. Motivasi siswa akan terpelihara apabila mereka menganggap apa yang
dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat atau sesuai dengan nilai
yang dipegang. Kebutuhan pribadi (basic needs) dikelompokan ke dalam 3 kategori
yaitu motif pribadi, motif instrumental dan motif kultural. Yang pertama nilai
motif pribadi (personal motive value) mencakup 3 hal:
a. Kebutuhan
untuk berprestasi
b. Kebutuhan
untuk memiliki kuasa
c. Kebutuhan
untuk berafilisasi
Yang
kedua adalah nilai yang bersifat instrumental, di mana keberhasilan dalam
mengerjakan suatu tugas dianggap sebagai langkah untuk mencapai keberhasilan
lebih lanjut.
Ketiga, nilai kultural, apabila tujuan yang ingin dicapai konsisten atau sesuai dengan nilai yang dipegang oleh kelompok yang diacu siswa, seperti orang tua, teman dan sebagainya. Strategi untuk menunjukan relevansi pembelajaran:
Ketiga, nilai kultural, apabila tujuan yang ingin dicapai konsisten atau sesuai dengan nilai yang dipegang oleh kelompok yang diacu siswa, seperti orang tua, teman dan sebagainya. Strategi untuk menunjukan relevansi pembelajaran:
a. Sampaikan
kepada siswa apa yang akan mereka lakukan setelah mempelajari materi
pembelajaran. Ini berarti guru harus menjelaskan tujuan pembelajaran atau
indikator pembelajaran yang ingin dicapai.
b. Jelaskan
manfaat pengetahuan atau ketrampilan yang akan dipelajari dan bagaimana hal
tersebut dapat diterapkan dalam pekerjaan nanti.
c. Berikan
contoh, latihan atau tes yang langsung berhubungan dengan kondisi siswa atau
profesitertentu.
3.
Kepercayaan
diri (confidence)
Merasa
diri kompeten atau mampu,merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara
positif dengan lingkungan. Bandura (1977) mengembangkan lebih lanjut konsep
tersebut dengan mengajukan konsep self-efficacy. Konsep tersebut berhubungan
dengan keyakinan pribadi bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan suatu
tugas yang menjadi syarat keberhasilan.
Prinsip yang berlaku dalam hal ini adalah bahwa motivasi akan meningkat sejalan dengan menigkatnya harapan untuk berhasil. Harapan ini sering dipengaruhi oleh pengalaman sukses dimasa yang lampau. Dengan demikian ada hubungan spiral antara pengalaman sukses dan motivasi. Motivasi dapat menghasilkan ketekunan yang membawa keberhasilan (prestasi), dan selanjutnya pengalaman sukses tersebut akan memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas berikutnya.
Strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri:
Prinsip yang berlaku dalam hal ini adalah bahwa motivasi akan meningkat sejalan dengan menigkatnya harapan untuk berhasil. Harapan ini sering dipengaruhi oleh pengalaman sukses dimasa yang lampau. Dengan demikian ada hubungan spiral antara pengalaman sukses dan motivasi. Motivasi dapat menghasilkan ketekunan yang membawa keberhasilan (prestasi), dan selanjutnya pengalaman sukses tersebut akan memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas berikutnya.
Strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri:
a. Meningkatkan
harapan siswa untuk berhasil dengan memperbanyak pengalaman berhasil siswa,
misalnya dengan mendesain pembelajaran agar dengan mudah dipahami, diurutkan
dari materi yang mudah ke yang sukar. Dengan demikian siswa merasa mengalami
keberhasilan sejak awal pembelajaran.
b. Organisasikan
pembelajaran ke dalam bagian–bagian yang lebih kecil, sehingga siswa tidak
dituntut untuk mempelajari terlalu banyak konsep baru sekaligus.
c. Meningkatkan
harapan untuk berhasil dengan menggunakan menyatakan persyaratan untuk
berhasil. Hal ini dapat dilakukan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan
kriteria tes atau ujian pada awal pembelajaran. Hal tersebut akan membantu
siswa mempunyai gambaran yang jelas mengenai apa yang diharapkan.
d. Meningkatkan
harapan untuk berhasil dengan menggunakan strategi yang memungkinkan kontrol
keberhasilan ditangan siswa sendiri. Kontrak belajar (learning contract)
merupakan hal yang harus dilakukan oleh guru dengan siswa. Kontrak belajar
hendaknya dengan jelas mencantumkan strategi pembelajaran dan kriteria untuk
menentukan berhasil atau tidaknya siswa.
e. Tumbuh
kembangkan kepercayaan diri siswa dengan mengatakan ”Sepertinya kamu telah
memahami konsep ini dengan baik”, serta menyebut kelemahan siswa sebagai ”hal –hal
yang masih perlu dikembangkan”.
f. Berikan
umpan balik yang konstruktif selama pembelajaran agar siswa mengetahui tingkat
pemahaman dan prestasi belajar mereka sejauh ini.
4.
Kepuasan
(satisfaction)
Keberhasilan
dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan dan siswa akan
termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan yang serupa. Kepuasan karena
mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik yang berasal
dari dalam maupun dari luar diri siswa. Sebagai contoh, dalam kelas Komunikasi,
siswa diuji kemampuanya berpidato. Setelah selesai berpidato, siswa merasa puas
dan lega karena ternyata dia tidak pingsan seperti yang dikhawatirkanya. Tetapi
beberapa saat kemudian konsekuensi dari luar (dari guru) membuatnya merasa malu
dan kecewa. Guru mengatakan dia nampak tegang, suaranya hampir tidak terdengar
dan jelas kelihatan tidak berlatih sebelumnya. Dalam hal ini terjadi konflik
dalam diri siswa tersebut dan membuat kepuasaannya hilang.
Peran guru sangat penting dalam menumbuhkan kepuasan belajar siswa. Untuk meningkatkan dan memelihara motivasi siswa guru dapat menggunakan pemberian penguatan (reinforcement) barupa pujian, pemberian kesempatan, dan sebagainya. Strategi untuk meningkatkan kepuasan:
Peran guru sangat penting dalam menumbuhkan kepuasan belajar siswa. Untuk meningkatkan dan memelihara motivasi siswa guru dapat menggunakan pemberian penguatan (reinforcement) barupa pujian, pemberian kesempatan, dan sebagainya. Strategi untuk meningkatkan kepuasan:
a. Gunakan pujian secara verbal dan umpan balik
yang informatif, bukan ancaman atau sejenisnya.
b. Berikan
kesempatan kepada siswa untuk segera menggunakan atau mempraktikkan pengetahuan
yang baru dipelajari.
c. Minta
kepada siswa yang telah menguasai suatu keterampilan atau pengetahuan untuk membantu
teman-temannya yang belum berhasil.
d. Bandingkan
prestasi siswa dengan prestasinya sendiri di masa lalu atau dengan suatu
standar tertentu, bukan dengan siswa lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar