Minggu, 12 Mei 2013

MODEL PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DAN TGT



A.    Model Pembelajaran STAD
Model STAD yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan kolega-koleganya di Universitas John Hopkin, merupakan salah satu model yang banyak digunakan dalam pembelajaran kooperatif. Slavin (1995) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif dengan model STAD, siswa ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat atau lima orang siswa yang mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-beda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu.
Dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif.

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama, yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu STAD juga terdiri dari siklus kegiatan pengajaran yang teratur.
Variasi Model STAD
Lima komponen utama pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu:
a) Penyajian kelas.
b) Belajar kelompok.
c) Kuis.
d) Skor Perkembangan.
e) Penghargaan kelompok.
Berikut ini uraian selengkapnya dari pembelajaran kooperatif tipe StudentTeams Achievement Division (STAD).
1. Pengajaran
Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Setiap awal dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan penyajian kelas.
Penyajian tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran.
2. Belajar Kelompok
Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok.
Pada saat pertama kali guru menggunakan pembelajaran kooperatif, guru juga perlu memberikan bantuan dengan cara menjelaskan perintah, mereview konsep atau menjawab pertanyaan.
3. Kuis
Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok.
4. Penghargaan Kelompok
Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan memberi sertifikat atau penghargaan kelompok yang lain. Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai perkembangan individu dalam kelompoknya.
B.     Teams Games Tournaments (TGT)
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah suatu model pembelajaran yang didahului dengan penyajian materi pembelajaran oleh guru dan diakhiri dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa. Model ini dikembangkan secara asli oleh David De Vries dan Keath Edward (1995). Pada model ini siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.
TGT dapat digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran, dari ilmu-ilmu eksak, ilmu-ilmu sosial maupun bahasa dari jenjang pendidikan dasar(SD,SMP) hingga perguruan tinggi. TGT sangat cocok untuk mengajar tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan tajam diadaptasi untuk digunakan dengan satu jawaban yang benar.
1.      Langkah-langkah Pembelajaran TGT
Secara umum implementasinya TGT terdiri dari 4 komponen utama, antara lain: (1) presentasi guru (sama dengan STAD), (2) Kelompok belajar (sama Dengan STAD), (3) Turnamen, dan (4) Pengenalan Kelompok.
        Guru menyiapkan :
  1. Kartu soal
  2. Lembar Kerja Siswa
  3. Alat/Bahan
        Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5 orang)
        Guru mengarahkan aturan permainannya
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut. Seperti pada model STAD, pada TGT siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyiapkan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja di dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya, seluruh siswa dikenai kuis, pada waktu kuis ini mereka tidak dapat saling membantu.
2.      Aturan (Skenario) Permainan
Dalam satu permainan terdiri dari: kelompok pembaca, kelompok penantang I, kelompok penantang II, dan seterusnya sejumlah kelompok yang ada.
Kelompok pembaca, bertugas :
  1. Ambil kartu bernomor dan cari pertanyaan pada lembar permainan
  2. Baca pertanyaan keras-keras
  3. Beri jawaban
Kelompok penantang kesatu bertugas: menyetujui pembaca atau memberi jawaban yang berbeda. Sedangkan kelompok penantang kedua :
a.       Menyetujui pembaca atau memberi jawaban yang berbeda
b.      Cek lembar jawaban
Kegiatan ini dilakukan secara bergiliran (games ruler).
3.      Sistem Penghitungan Poin Turnamen
Aturan penilaian adalah dengan memberikan bonus poin, yaitu setiap skor tertinggi yang diperoleh anggota setiap meja turnamen diberi bonus 20 poin, setiap skor tertinggi yang kedua pada setiap meja turnamen menerima bonus 17 poin, setiap skor tertinggi yang ketiga pada setiap meja turnamen menerima bonus 14 poin, dan skor terendah pada setiap meja turnamen menerima 10 bonus poin.
            Masing-masing anggota membawa perolehannya kembali kekelompok semula, dan bersama-sama anggota lain menyumbangkan poin untuk kelompoknya. Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan perolehan poin kelompok. Seperti juga pada model STAD, diberikan juga jenjang penghargaan kelompok, dan hasilnya dapat diumumkan di kelas ataupun pada papan pengumuman sekolah.
Sumber:
Slavin,Robert. 2005. Cooperative Larning. Bandung: Nusa Media

Tidak ada komentar:

Posting Komentar